Anak jalanan adalah anak yang hidup, mencari uang dan menghabiskan hampir semua waktunya di jalanan.
Anak jalanan adalah anak yang rentan (berpotensi) bekerja di jalanan, anak yang (telah) bekerja di jalanan, dan/atau anak yang bekerja dan hidup di jalanan yang menghasilkan sebagian besar waktunya untuk melakukan kegiatan hidup sehari-hari.
Kriteria :
- menghabiskan sebagian besar waktunya dijalanan maupun ditempat-tempat umum; atau
- mencari nafkah dan/atau berkeliaran di jalanan maupun ditempat-tempat umum.
Di Kecamatan Sambong Kabupaten Blora tidak ditemui Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial kategori Anak Jalanan. Jalanan di Sambong tidak mempunyai daya tarik bagi anak-anak untuk berkumpul atau menghasilkan uang. Tidak seperti pada kota besar, di Sambong tidak ada lampu merah. Sehingga tidak ada pengendara yang dapat diandalkan para anak jalanan untuk meminta belas kasihan.
Selain tidak ada tempat strategis untuk mangkal, para petugas Satuan Polisi Pamong Praja di Kecamatan Sambong akan segera ambil tindakan. Dengan membawa mereka ke Kantor Kecamatan, mengindentifikasi, memberikan pembinaan singkat, dan memulangkan mereka ke rumah orang tua masing-masing. Atau bila ditemukan tidak punya orang tua, langsung dititipkan ke Panti Asuhan di wilayah Cepu.
Memang pernah sekali dua kali ada aduan dari warga, anaknya hilang, terbujuk anak-anak jalanan. Tapi sekarang sudah tidak ada lagi. Anaknya sudah pulang dan baik-baik di rumah. Sementara di Kecamatan seberang sungai, anaknya kini sudah punya anak. Sampai rumah dinikahkan, dan tak lama kemudian punya anak perempuan.
Menertibkan Anak Jalanan bukan berarti Tidak Kasihan
Atas dasar kasih, kita tertibkan mereka. Berikan bantuan sosial bila ada. Benar-benar kasihan pada mereka, masih anak-anak, sudah terbiasa suka uang. Memilih untuk bermain-main sambil menghasilkan uang daripada belajar. "Lho kok gitu sih? Anda ini TKSK lho? Kok punya pemikiran seperti itu?"
Ya. Banyak sekali orang yang berpendapat sama seperti saya. Hanya, jarang sekali yang tega bicara jujur apa adanya. Takutnya dibully pihak lain, dikatakan tidak berperi-kemanusiaan. Dan sekian stigmasi lain yang khawatirnya akan dilekatkan.
Coba diurai satu persatu. Anak jalanan yang berasal dari keluarga sejahtera, jelas anak-anak itu lebih memilih untuk bermain-main di jalanan, sambil mendapatkan uang tambahan di jalanan, daripada mematuhi aturan orang tua. Apakah mereka di rumah kurang kasih sayang? Tidak juga. Mereka terlalu tergesa-gesa untuk menjadi dewasa. Kedewasaan yang dini memang berbahaya.
Problem Anak Jalanan yang berasal dari keluarga pra sejahtera? Solusi satu-satunya adalah mengirim mereka ke panti asuhan. "Sudah! Kami sama Satpol PP udah nitipkan mereka ke Panti Asuhan Yastamas, Pondok Kaji Hasbulloh. Tapi besoknya udah melarikan diri." Hahaaa…. Jalan satu-satunya ya dipaksa. Biar mereka belajar disiplin. Taat aturan. Belajar layaknya anak-anak lain.
Untuk urusan Anak Jalanan, meskipun saya sudah tidak punya klien PPKS kategori Anak Jalanan, membuat saya sangat berterima-kasih pada 'Teknologi Informasi' berbasis Android. Sekalipun itu pada 'game online'. Dengan adanya teknologi informasi, pencarian anak yang terbujuk anak lain untuk hidup di jalanan menjadi lebih mudah. Dan anak yang punya kecenderungan kecanduan aplikasi gadget, entah itu tik-tok, instagram, youtube ataupun game online, mereka lebih memilih untuk hidup bersih daripada 'nggembel' di jalanan.
***
Anda anak jalanan? Gadget tidak berlaku bagi anak jalanan sejati. Hidup bebas tidak memerlukan gadget! Anak jalanan tidak bawa ATM. Seperti anak gedongan! Tidak manja bro! Jangan ngaku Anjal kalau kena hujan masih masuk angin! Jangan ngaku anak jalanan kalau gak sanggup berjalan sehari-semalam. Jangan ngaku anak jalanan kalau tidur masih selimut sarung. Sembunyi dari gemerlap bintang lari dibawah atap rumah kosong atau emper pertokoan. Atap kita langit Sis! Lantai kita paving trotoar!
Gak mampu? Pulang sono gie.., netek lagi sama bundamu! Minta kelon ama ayahmu!
***
Tapi, biar bagaimanapun, anak-anak tetaplah anak-anak. Mereka tetap anak-anak kita. Generasi penerus bangsa yang cenderung lebih cepat menghasilkan generasi penerus bangsa berikutnya. Harus diberikan perhatian lebih bila mereka meminta perhatian. Mereka anak-anak, bukan orang muda yang mampu berfikir dewasa. Butuh kesabaran diri. Minimal mereka telah menunjukkan potensi untuk lebih bisa berdiri diatas kaki sendiri. Piss… 'n love! (Heri ireng)
COMMENTS